Senin, 12 Maret 2012

CONTOH BERITA STRUKTUR PIRAMIDA TERBALIK



Top of Form
Bottom of Form
Top of Form
Bottom of Form
'Salero Kito' di Melbourne
Sabtu, 13 Agustus 2011,  16:30 WIB
SINDO

BEBERAPA orang pengunjung Salero Kito menyantap menu masakan Padang yang dipilih. Restoran yang berlokasi di Kota Melbourne, Australia, ini menyediakan makanan khas Minang dengan rasa yang autentik.

Selama-lamanya tinggal di negeri orang, seberagam dan selezat apa pun kuliner yang pernah dirasa, tetap saja kembali ke menu masakan rumah, masakan “kampung halaman”.

“Ini baru makanan Padang asli!” Spontan ucapan ini terlontar saat sendok pertama racikan menu masakan Padang ini menyentuh lidah.

“Salero Kito”! benar-benar selera kita! Dengan gaya saji ala fast food restaurant, menu masakan Padang tertata di hot food display: rendang daging, gulai kepala ikan, gulai sayur nangka muda, gulai ayam, gulai tunjang (kikil), gulai otak sapi, gulai kambing, sambal hijau, dendeng balado, telur balado, paru goreng, sate padang, ayam pop, ayam goreng, udang pedas, dan lain-lain.

Hmm...persis sama, tidak rugi masuk resto ini tadi. Ini bukan rumah makan Padang di Jakarta atau di tanah Sumatera Barat sana yang sudah lumrah kalau lezat. Tapi, ini adalah restoran masakan Padang Salero Kito di Melbourne, Australia. Satu porsi seharga rata-rata Aud 9.50, sudah cukup menenangkan perut.

Sulit menemukan cita rasa asli masakan Indonesia seperti ini di luar negeri, apalagi jenis masakan yang pengolahannya rumit seperti masakan Padang. Sepengamatan saya, masakan Padang sangat jarang tersaji di restoran Indonesia. Berbeda dengan kuliner China yang menyebar ke seluruh dunia sejak zaman baheula.

Bisa jadi karena masakan Padang dominan dengan rasa pedas, terkesan berat karena sarat bumbu sehingga kurang diminati orang-orang bangsa lain. Namun, semua ini justru menjadi tantangan bagi Ezra Toddy, sang chef sekaligus pemilik Salero Kito yang sudah hampir sepuluh tahun menetap di Melbourne.

Tepat sekali kalau restoran Padang ini didirikan di Melbourne yang notabene menonjol dengan penduduk multikulturalnya. Warganya sudah terbiasa dengan makanan dari berbagai bangsa, terutama kuliner Asia.

Apalagi warga Indonesia pun sangat banyak. Selama-lamanya orang Indonesia hidup di luar negeri serta seberagam dan selezat apa pun kuliner yang tersedia plus pernah dicicipi di negeri orang, tetap saja kembali ke menu masakan rumah, masakan ibu, masakan kampung halaman.

Masakan Padang autentik dalam suasana Indonesia sungguh mengobati kerinduan akan rasa makanan Tanah Air yang sesungguhnya.

“Enggak ada yang bisa menandingi kelezatan makanan negeri sendiri,” begitu menurut pengalaman indra perasa saya.

Tidak berapa lama sejak mulai beroperasi pada Agustus tahun lalu, resto yang berada di daerah suburb di sebelah tenggara Kota Melbourne langsung dikenal di seantero kota. Lokasinya di 21-23 Waverley Rd, Malvern East, VIC 3145 (Melway 68 F1), mudah dicapai dengan kereta api atau tram.

Dengan train, dari City (istilah yang lazim untuk menyebut pusat kota) pilih jurusan Pakenham/Frankston/ Dandenong; turun di halte Caulfield, dan resto ada di depan Monash University-Caulfiled. Atau dengan tram nomor tiga arah Malvern East dari City, turun di halte dekat kampus Monash, universitas yang banyak mahasiswa Indonesianya.

Berlabel sertifikat “halal”, ini pun satu kelebihannya. Salero Kito menjawab pencarian saya akan makanan halal yang biasanya sulit ditemui di negeri nonmuslim. Semua bahan baku daging disediakan pemasok Halal Meat di Provinsi Victoria. Rumah makan ini cepat memikat pelanggan dengan promosi melalui media sosial Facebook, link dengan beberapa website kuliner, Indonesian free magazine di Australia, dan flyer.

Tak heran pelanggannya tersebar di kalangan warga Indonesia pada umumnya, lingkungan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Melbourne, Young Indonesian Muslim Students’ Association, para profesional,warga Malaysia di Melbourne (termasuk pejabat Malaysia yang sedang bertugas), turis Indonesia, hingga para artis dan pejabat dari Tanah Air.

Pelanggan dari orang Australia, orang China, dan orang Asia lain pun mulai sering terlihat mampir di sini. Salero Kito juga melayani pesanan antar dan katering untuk mahasiswa ataupun keluarga. Pada bulan Ramadan tahun ini, Salero Kito menyajikan cuma-cuma cendol gratis untuk berbuka puasa pada pukul 17.30-18.30 waktu setempat. (nsa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar