Senin, 14 Maret 2011

BAHAN BAHASA JURNALISTIK

PENULISAN BERITA:
SUATU PENGANTAR RINGKAS

Kasmansyah



Berita

Berita adalah laporan/pemberitahuan mengenai terjadinya peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi (aktual) yang disampaikan oleh wartawan dalam media massa (Junaeddhie, 1991:26). Secara singkat, berita dapat diartikan sebagai laporan fakta (peristiwa dan pernyataan) aktual dan yang penting-penting saja—sesuai dengan persyaratan komunikasi massa.

1. Syarat-syarat Berita
Sesuatu informasi yang akan dimuat dalam media massa dapat digolongkan ke dalam bentuk berita apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut.
(1)     Faktual (benar terjadi)
(2)     Aktual (termassa, baru, hangat, mutakhir)
(3)     Menarik, dapat berwujud:
a.       berguna;
b.       dekat dengan pembaca;
c.        nama orang terkenal;
d.       mempunyai daya pengaruh;
e.       merupakan berita lanjutan;
f.         adanya pertentangan (pro dan kontra);
g.       masalah tindak kriminal (pembunuhan, perkosaan, korupsi, kolusi);
h.       bencana alam;
i.         masalah seks;
j.         emosi yang ditimbulkan;
k.        masalah humor;
l.         keluarbiasaan (aneh);
m.      istimewa;
n.       ganjil;
o.       mengandung unsur kemanusiaan (human interest);
p.       termasuk memperjuangkan hidup dan mati;
q.       berkaitan dengan kemajuan/kesuksesan.

(4)     Sumber beritanya seimbang (jangan sampai satu sumber saja yang dikemukakan sehingga berkesan memihak);
(5)     Lengkap (jangan sampai ada fakta yang tertinggal, terutama yang berkaitan dengan komponen: apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana—komponen itu lazim disebut dengan  5 W + 1 H.
(6)     Sistematis (adanya keteraturan penyajian).
(7)     Dapat dipahami.

2. Sumber Berita
         Ada tujuh kemungkinan sumber berita yang dapat dijadikan dasar penulisan, yaitu:
(1)     wartawan itu sendiri;
(2)     yang terlibat langsung;
(3)     saudara/sejawat/teman yang terlibat;
(4)     instansi yang berwenang;
(5)     para ahli;
(6)     kantor berita; dan
(7)     radio dan televisi.


3. Jenis Berita
                Jenis berita berdasarkan waktu penyajian dapat dibedakan atas:
(1)     berita kilat dan aktual (news bulletin);
(2)     berita khas dan diperdalam (news magazine);
(3)     penerangan berita (information news); dan
(4)     berita eksklusif.
Keempat jenis berita itu dapat dirinci sebagai berikut.

3.1 News Bulletin
                Berita kilat dan aktual yang lazim disebut news bulletin adalah berita-berita yang bersifat hangat, relatif singkat, tidak terinci, aktual, dan penyajiannya terikat pada waktu—semakin cepat disiarkan lebih baik (Wahyudi, 1991:123). Oleh karena jenis berita ini sangat aktual, biasanya penyunting lebih cenderung menerbitkan jenis berita pada halaman pertama, dengan harapan berita yang dimuat tergolong mutakhir dan aktual dibandingkan dengan terbitan media massa cetak lain. Berita-berita yang dapat dimasukkan ke dalam jenis news bulletin adalah:
(1)     berita kurang menyenangkan (hard news);
(2)     berita menyenangkan (soft news);
(3)     berita yang bernilai tinggi (straight news);
(4)     berita yang sedang hangat (spot news);
(5)     berita yang bernilai tinggi dan sangat dinantikan masyarakat (stop press).
Hard news adalah berita-berita yang biasanya kurang menyenangkan, misalnya, berita tentang kekerasan, kesengsaraan, perkosaan, bencana alam, dan lain-lain. Berita-berita jenis ini biasanya diterbitkan oleh media masaa cetak yang khusus berita tindak kriminal, misalnya, Pos Kota, Ditektif dan Romantika, atau surat kabar atau majalah lain yang untuk waktu-waktu tertentu layak dipublikasi.
Soft news adalah berita-berita yang menyenangkan. Misalnya, berita: kelahiran putra raja/presiden, penerimaan hadiah nobel, keberhasilan seseorang, pemberian gelar doktor, pengukuhan guru besar, dan lain-lain. Straight news adalah berita-berita yang karena memiliki nilai berita yang tinggi, penyajiannya secara langsung pada inti-inti beritanya saja.
Spot news adalah berita-berita yang sangat penting dan menarik pada saat ini dan berita itu masih menjadi topik pembicaraan khalayak ramai, misalnya, berita tentang Huru-hara di Situbondo tanggal 10 Oktober 1996—yang saat itu lebih dari dua bulan masih dibicarakan berbagai pihak sebagai berita utama media massa. Contoh lain adalah kasus pemboman di Legian Kuta Bali yang menewaskan lebih dari 180 orang, yang kebanyakan warga Australia itu, saat ini masih  dibicarakan di berbagai media massa, baik media massa di Indonesia, maupun media massa asing padahal kejadiannya 12 Oktober 2002 yang lalu.
Stop press adalah berita-berita yang memiliki nilai tinggi dan masyarakat luas sangat menantikan keluarnya  berita itu. Penyajian stop press biasanya dilakukan secara khusus dalam kotak (boks) untuk media massa cetak, dan dengan cara menyisipkannya di tengah siaran untuk radio dan televisi.

3.2    News Magazine
News magazine adalah berita yang bersifat khas (feature) dan diperdalam, relatif tidak terikat pada waktu—kecepatan sampai kepada pembaca, tetapi mempunyai efek perkembangan yang aktualitasnya dapat bertahan sejalan dengan kecenderungan dari kehangatan berita khas tersebut. Berita–berita yang  termasuk ke dalam news magazine adalah:
(1)     berita khas (feature);
(2)     berita yang menyentuh rasa insani/rasa kemanusiaan (human interest);
(3)     berita ringan;
(4)     berita kisah nyata;
(5)     analisis berita;
(6)     gabungan berita yang secara tematis mengandung kepekaan jurnalistik dan tidak perlu sejenis (news complilatary).

Feature adalah uraian berita dalam ruang lingkup satu tema dan merupakan pendalaman dari tema tersebut, dengan menambah segi-segi latar belakang dan perkembangan berita tersebut. Jenis berita ini banyak dimuat dalam majalah, seperti pada majalah Tempo, Gatra, Matra. Secara umum, berita yang termasuk dalam jenis news magazine dapat ditemukan pada majalah-majalah berita, atau surat kabar yang secara khusus memuat tulisan gaya deskripsi dengan kajian mendalam.

3.3 Penerangan Berita
Penerangan berita adalah penjelasan lebih lanjut tentang suatu berita, atau penerangan yang bertitiktolak dari berita yang penyajiannya sangat terikat pada waktu.



3.3    Berita Eksklusif
Berita eksklusif adalah berita tentang sesuatu peristiwa dan atau pendapat yang memiliki nilai berita yang tinggi, dan jarang terjadi, serta hanya diperoleh/diketahui hanya satu orang wartawan saja (Wahyudi, 1991:131).
Berita eksklusif, misalnya, wawancara seorang wartawan TV BBC London dengan Lady Diana tentang kehidupan pribadinya semasa menjadi istri Pangeran Charles. Wartawan tersebut merupakan satu-satunya wartawan yang dapat mewawancarai Lady Diana—walaupun cukup banyak stasiun TV lain yang ingin meliput kehidupan Lady Diana dengan Pangeran Charles. Contoh lain, misalnya, ada pesawat terbang jatuh menabrak gunung Merapi. Saat itu ada wartawan surat kabar yang kebetulan berada di dekat tempat kejadian dan berhasil memotret peristiwa itu, dan secepatnya menyiarkan berita itu. Wartawan itu berarti memperoleh foto atau berita eksklusif.  Contoh yang mutakhir,  beberapa waktu lalu stasiun televisi SCTV pernah menyiarkan hasil rekaman video yang disuting  oleh pasangan suami istri yang sedang berbulan madu di Legian Kuta Bali beberapa saat setelah terjadinya pemboman di Legian Kuta Bali. Hasil rekaman video itu merupakan berita eksklusif.

4.  Struktur Berita dan Format Berita
Penulisan berita dapat dilakukan dengan empat kemungkinan, yaitu: (1) piramida terbalik; (2) piramida tegak; (3) kotak (boks); dan (4) dandang.
Struktur piramida terbalik maksudnya adalah dalam pemberitaan, penyajian faktanya dimulai dari yang sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting, hingga tidak begitu penting. Struktur piramida terbalik sering digunakan pada media massa cetak yang terbit harian, seperti surat kabar. Format berita piramida terbalik dapat dirinci sebagai berikut:
(1)     judul;
(2)     baris tanggal;
(3)     teras/lead/pendahuluan;
(4)     tubuh berita bagian yang penting (body);
(5)     tubuh berita yang kurang penting (catch all);
(6)     rincian (detil) selanjutnya yang kurang penting (elaboration);
(7)     kode penulis berita.
Struktur berita piramida terbalik sering digunakan pada surat kabar harian, karena:
(1)     dapat membantu pembaca sibuk yang menginginkan informasi aktual;
(2)     dapat memikat pembaca—karena yang penting didahulukan;
(3)     memudahkan redaktur menyunting;
(4)     memudahkan opmak (proses set dan cetak);
(5)     memudahkan pengarsipan, karena mudah menge-lompokkan beritanya; dan
(6)     lebih menghemat biaya.

Struktur piramida tegak maksudnya adalah penyajian berita yang mendahulukan sesuatu yang tidak begitu penting, kurang penting, cukup penting, penting, baru fakta yang sangat penting. Struktur berita piramida tegak sering digunakan pada majalah. Sedangkan struktur berita kotak adalah penyajian berita yang biasanya ditempatkan di bawah tulisan berita utama dalam suatu penerbitan—wujudnya sering diberi pembatas dalam kotak atau dasar kertasnya diraster atau dasar kertasnya dengan warna berbeda dengan tulisan berita utama. Struktur dandang adalah berita dengan cara mengkombinasikan antara piramida terbalik dengan piramida tegak.










Struktur Piramida Terbalik



JUDUL






Baris Tanggal







TERAS/LEAD/PENDAHULUAN









TUBUH BERITA
 BAGIAN  PENTING






TUBUH BERITA

KURANG PENTING







RINCIAN

SELANJUTNYA





KODE PENULIS

Struktur Piramida Tegak




JUDUL





                                                          Baris Tanggal








TERAS/LEAD/PENDAHULUAN












RINCIAN BAGIAN
TAK PENTING






TUBUH BERITA

KURANG PENTING







BAGIAN TERPENTING

 
KODE PENULIS
Struktur Kotak






 

JUDUL




RINCIAN INFORMASI
YANG KADAR BERITANYA SEDERAJAT




















Struktur Dandang


JUDUL





                                                            

Baris Tanggal







TERAS/LEAD/PENDAHULUAN








TUBUH BERITA BAGIAN PENTING






TUBUH BERITA KURANG PENTING






RINCIAN SELANJUTNYA






TUBUH BERITA KURANG PENTING







BAGIAN TERPENTING






KODE PENULIS


5. Teknik Penulisan Berita
Secara umum format berita meliputi: judul, baris tanggal, teras berita, tubuh berita, dan kode penulis berita. Berikut ini dikemukakan teknik penulisan komponen format berita tersebut.

5.1 Penulisan Judul
Judul berita dapat berfungsi “mengiklankan” suatu berita agar pembaca segera tertarik untuk membaca isi berita. Dalam Pedoman Pembuatan Berita, Tulisan dan Foto untuk Wartawan LKBN Antara (1993:13) dikemukakan 8 syarat agar judul sebuah berita dapat menarik, yaitu judul berita hendaknya:
(1)     ditulis dengan huruf kapital atau huruf awalnya saja yang kapital;
(2)     ditulis padat, singkat, dan jelas serta mencerminkan isi pokok berita yang terangkum dalam teras berita;
(3)     paling banyak 10 kata dan tanpa diakhiri tanda titik;
(4)     sebaiknya dalam bentuk kalimat aktif, tetapi jika bentuk pasif  lebih menarik, misalnya: Pemberontak Tembak Raja Hasan atau Raja Hasan Ditembak Pemberontak
(5)     sebaiknya mengandung kata kerja, tetapi tidak dimulai dengan kata kerja, contoh: DIBONGKAR, RUMAH TANPA IMB (salah), RUMAH TANPA IMB DIBONGKAR (benar);
(6)     a. “quatation hending” dimulai dengan jabatan atau nama sumber berita, ditulis sesingkat mungkin, diikuti tanda titik dua (:) contoh: PANGAB: ABRI AKAN TETAP NETRAL atau WAHONO: DPR TIDAK IMPOTEN;  b.  bila nama sumber tidak atau kurang dikenal, “quatation hending” dimulai dengan jabatannya saja, contoh: SUDIBYO: SITUASI AMAN (salah), KA BAKIN: SITUASI AMAN;
(7)     opini atau pernyataan sugestif yang digunakan sebagai judul berita harus memakai sumber dengan ketentuan seperti butir 6a dan 6b; dan
(8)     hindari judul berita yang dapat ditafsirkan salah, contoh: TNI TEMBAK KOPASSUS (salah) TNI AL REBUT PIALA KOPASSUS (benar).





5.2 Penulisan Teras

5.2.1 Fungsi dan Syarat
Teras berita (lead, pendahuluan) adalah kalimat pertama yang berfungsi mengemukakan bagian terpenting dan paling menarik dari suatu berita, sehingga pembaca segera dapat mengetahui inti suatu pemberitaan (LKBN Antara, 1993:22).  Teras berita terdapat pada bagian awal berita di bawah judul berita. Sebuah teras berita yang baik diharapkan dapat berfungsi: (1) sebagai iklan, (2) membantu pembaca sibuk untuk mengetahui informasi faktual walaupun  belum sempat membaca berita secara keseluruhan, (3) membantu redaksi, untuk menentukan judul berita—apabila teras mencerminkan isi, (4) membantu bagian pengarsipan bila akan mengarsip berita, (5) memudahkan penulis untuk mengembangkan tulisan ke bagian tubuh berita.
Untuk mewujudkan teras berita agar dapat berfungsi sebagaimana yang telah dibicarakan, sebuah teras hendaknya memenuhi syarat pembuatan teras berita. Syarat pembuatan teras berita itu adalah: (1) teras berita harus merupakan puncak peristiwa/pernyataan yang terjadi/diucapkan dari rangkaian kejadian/pernyataan yang diucapkan itu, misalnya jumlah skor akhir dalam suatupertandingan sepak bola; (2) teras berita merupakan inti terpenting dari suatu peristiwa atau pernyataan, (3) teras berita dapat merupakan analisis sebab-akibat dari suatu peristiwa atau pernyataan yang diuraikan, misalnya, “Sekitar 50 orang tewas dan 280 lainnya luka-luka akibat serangan mendadak Angkatan Udara Amerika Serikat atas ibukota Libiya, Kamis malam.”, (4) teras berita diharapkan lengkap, padat, dan berisi, dan (5) teras berita yang dikemukakan harus mudah dipahami pembaca.

5.2.2          Jenis Teras
Penulisan teras berita di samping harus memenuhi fungsi dan syarat teras berita, dapat juga dengan memilih dan memilah 23 jenis teras berita yang ada. Keduapuluh tiga jenis teras berita itu adalah teras:
(1)     apa (what);
(2)     siapa (who);
(3)     di mana (where);
(4)     kapan (when);
(5)     mengapa (why);
(6)     bagaimana (how);
(7)     formal;
(8)     informal;
(9)     bercerita;
(10) deskriptif;
(11) deduktif;
(12) induktif;
(13) induktif-deduktif;
(14) ringkasan;
(15) langsung menunjuk;
(16)  kontras;
(17) analogi;
(18) memandang masa lalu sama dengan masa depan;
(19) pertanyaan;
(20) penggoda;
(21) kutipan (petikan);
(22)  berseni (nyentrik); dan
(23) gabungan.

Dari dua puluh tiga jenis teras berita itu, berikut diuraikan secara ringkas beserta contohnya. Sebagian contoh dikutipkan dari Pedoman Penulisan Lead (Teras, Intro) Lembaga Jurnalistik Mandiri.
Teras berita apa maksudnya adalah teras yang berisi jawaban terhadap pertanyaan mengenai suatu peristiwa atau pernyataan yang telah, sedang, atau akan terjadi, misalnya, peristiwa apa, ada apa, apa benar.
Contoh:

Palembang, Senin, Inovasi
Penyakit demam berdarah sudah mewabah di tiga kecamatan di wilayah kota Palembang. Masing-masing kecamatan Ilir Barat I, Ilir Barat II, dan kecamatan Seberang Ulu I.

Teras berita siapa adalah teras berita yang menginginkan jawaban atas pertanyaan mengenai orang, badan (lembaga), negara, organisasi, atau lainnya yang bersifat benda, misalnya, siapa yang berbuat, siapa korban, lembaga mana yang mengatur, negara mana yang bertikai.

Contoh:

Jakarta, (Pos Film)
Emilia Contessa, 30 tahun, artis asal Banyuwangi yang besar lewat night club Tropicana pimpinan Abul Hayat ini, nyaris jadi idolanya para penyanyi Indonesia pada masa jayanya. Itu terjadi sebelum tahun 1975, sebelum Emil dipersunting bekas Kepala Tata Kota DKI Ir. Rio Tambunan, 13 tahun lalu.

Teras berita di mana adalah teras yang menghendaki jawaban tentang tempat terjadinya peristiwa, misalnya, di kamar nomor berapa, hotel apa, di jalan apa, di kota mana, atau di negara mana.
Contoh:

Jakarta, Prioritas
Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu wilayah yang paling potensial dalam bidang kepariwisataan di Jawa Timur. Wilayah ini menyajikan berbagai atraksi wisata sejarah, tetapi juga pemandangan alam serta berbagai atraksi yang mampu menyedot wisatawan asing dan domestik.
                                                                                Prioritas, 12 Juni 1987

Teras berita kapan adalah teras yang menjawab pertanyaan waktu terjadinya peristiwa atau pernyataan diucapkan, misalnya, hari, tanggal, bulan, tahun, pukul, menit atau detik.
Contoh:

Palembang, Inovasi
Sejak bulan Agustus hingga bulan November 1996 angka kriminalitas di jajaran Polda Sumsel mengalami kenaikan sebanyak 2 persen. Sedangkan kecelakaan lalu lintas mengalami penurunan.

Teras berita mengapa adalah teras yang mejawab pertanyaan sebab-akibat suatu peristiwa terjadi atau pernyataan diucapkan.
Contoh:

Sekayu, Motivasi
Karena tidak naik kelas, Sofia Lajula, siswa kelas II salah satu SLTP di Sekayu, Musi Banyu Asin, nekad mengakhiri hidupnya dengan minum racun serangga, Jumat malam.

Teras berita bagaimana adalah  teras yang menggambarkan keadaan atau situasi objek yang diberitakan, misalnya, bagaimana keadaan, situasi, rupa, bentuk, dan lainnya.
Contoh:

Jakarta, Kompas
Bagai letusan api, kata-kata yang merupakan pertanggungjawaban juri FFI 1977 ini memanaskan kalangan perfilman. Mereka marah. Menurut penuturan Salim Said, sekretaris dewan juri pada festival 10 tahun lalu itu, dia sampai harus menyelinapkan pistol hingga beberapa hari setelah festival selesai. Karena ada isu dia akan dihajar seorang pemain film. Anggota dewan juri lain, wartawan senior H. Rosihan Anwar, katanya waktu itu juga menerima ancaman.
                                                                                Kompas, 9 Agustus 1987.

Teras berita formal adalah teras yang menjawab seluruh unsur berita sekaligus dalam satu paragraf (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana).
Contoh:

Ambon, Kompas
Setelah tertunda sekian lama akibat cuaca buruk, korban Ashley Hyatt, penjelajah muda  dalam operation releigh (OR) yang terkena musibah jatuh ke jurang Gunung Binaia, Pulan Seram, akhirnya berhasil diangkut dengan helikopter, Senin kemarin. Setelah sejenak dirawat di rumah sakit TNI-AU Laha, Ambon, pada sore harinya korban langsung diterbangkan ke Jakarta, satu pesawat dengan  rombongan Menteri KLH Emil Salim. Korban yang menderita luka di kepala, tulang iga patah, infeksi di dada kiri, dan patah kaki, kemudian dirawat di Jalan Prapatan Kebayoran Baru Jakarta.
                                                                                Kompas, 28 Agustus 1987

Teras berita informal adalah teras yang hanya  menjawab dua, tiga, atau empat dari lima unsur berita.
Teras berita bercerita adalah teras yang berusaha agar pembaca seakan-akan ikut dalam peristiwa yang diberitakan.
Contoh:

Batu-batu sebesar gajah teronggok di dasar jurang, bersiap menyambut siapa saja yang jatuh dari bukit yang berketinggian 70 m tersebut. Supir truk Indiarto hampir putus asa. Mobil dan dirinya berjuntai di sebuah pohon yang tumbuh di lereng bukit. Lelaki tua itu tak sanggup melihat batu-batu besar yang siap menyambutnya bila jatuh ke dasar jurang. Indiarto berjuntai di batang pohon di ujung lereng curam, sementara angin kencang melanda Utara puncak Himalaya.

Teras berita deskriptif adalah teras yang berusaha agar pembaca berperan sebagai penonton—seolah-olah pembaca ada di sebelah wartawan/penulis.
Contoh:

Pratomo, juara catur itu, ketika ditemui sedang membaca buku teknik bermain catur gaya Sisilia. Sambil mengobrol ia tertawa menampakkan giginya yang putih bersih tersusun rapi itu. Kalau bicara ia tampak sangat ceria, suara tawanya masih terdengar dalam radius 200 meter. Satu memang ciri khas grand master internasional ini, murah tawa di balik kejeniusannya.

Teras berita deduktif adalah teras yang mengungkapkan suatu hal yang umum kemudian merincinya sehingga pembaca mendapatkan kejelasan sampai hal yang sekecil-kecilnya.
Contoh:
Tiga grup band tampil sekaligus di Taman Ismail Marzuki, Selasa malam. Ketiga grup yang unjuk gigi di gedung Graha Budaya itu, masing-masing: Matahari Jazz Band, Emerelad Jazz Band, dan Wongomas Jazz Band.
                                                                Harian Terbit, 9 Juli 1987

Teras berita induktif adalah teras yang dimulai kalimat-kalimat awal paragrafnya dengan pernyataan khusus, dan ditutup dengan pernyataan umum pada paragraf pertama tulisan.
Contoh:

Di lapangan Monas tampil si Ratu Dangdut Elvi Sukaesih, di lapangan Banteng si ratu Jaipongan Camelia Malik menggoyang massa, dan di Gelora Senayan Mansyur S. mengajak masyarakat berjoget. Tiga grup dangdut terkenal itu turut menyemarakkan pesta Hari Ulang Tahun kota Jakarta ke-460, Minggu.

Teras berita induktif-deduktif adalah teras yang menempatkan kalimat inti pada bagian awal, dilanjutkan uraian yang bersifat khusus. Setelah itu diakhiri dengan kalimat inti—boleh sama dengan kalimat inti pada bagian awal.
Contoh:

Angka kriminalitas di Palembang bulan Oktober meningkat 2%, perampokan 5 kasus, pencopetan 21 kasus, kebakaran 2 kasus, pencurian dengan kekerasan 4 kasus, pencurian dengan pemberatan 3 kasus. Dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya kriminaltias bulan ini peringkat pertama.

Teras berita ringkasan adalah teras yang berisi inti tulisan (berita khas) yang akan diuraikan.
Contoh:
Hasil pemeriksaan sidik jari kiriman dari Jakarta membuahkan hasil. Pelaku teror di Kedutaan Besar AS dan Jepang, ternyata anggota tentara merah.
Teras berita langsung menunjuk adalah teras yang berusaha secara langsung berkomunikasi dengan pembacanya—seolah-olah penulis mengajak pembacanya, dengan menggunakan kata anda, saudara, bapak, ibu.
Contoh:

Bila Anda menyusuri pinggiran toko di Pasar 16 Ilir Palembang atau Terminal Bus Seberang Ulu jangan ladeni bila ada orang yang bertanya alamat dengan menunjukkan amplop surat yang dibawanya kepada Anda. Bila Anda ladeni, Anda akan diajaknya ke tempat sepi, seterusnya Anda akan ditodong.

Teras berita kontras adalah teras yang membandingkan antara satu fakta dengan fakta lainnya secara kontras, dengan tujuan memberikan tekanan atau perhatian kepada fakta yang menjadi tema—biasanya untuk berita khas.
Contoh:

Perhatian dan ucapan selamat dari penjuru dunia tiba-tiba diarahkan pada Costa Rica, negara kecil di kawan Amerika Tengah. Padahal sebelumnya, negara dengan ibu negeri San Jose ini hampir tak pernah diperhatikan. Tak ada keistimewaan yang dimiliki Costa Rica yang berdimensi dunia. Luas wilayah dan jumlah rakyat yang diperlukan sebagai suatu negara berdaulat saja amat minim.
                                                                                Kompas, 18 Oktober 1987

Teras berita analogi adalah teras yang membandingkan fakta yang satu dengan  lainnya—yang dibandingkan persamaannya bukan perbedaan seperti teras kontras.
Contoh:

Konon di daerah Pamayahan, pernah terdampar putra raja Mataram. Di sana ia hidup dan bersemedi, memohon berkah agar kerajaan yang dipimpin ayahnya selamat, sentosa, dan damai. Pangeran itu akhirnya wafat dan dikebumikan orang. Setiap malam Rabiul Awal, Maulid Nabi Muhammad SAW, tempat itu ramai dikunjungi tua-muda, lelaki-perempuan dari daerah Pamayahan. Mereka mandi bersama di kali yang terdapat di sana memohon berkah.

Teras berita memandang masa lalu sama dengan masa depan adalah teras yang mengungkapkan masa lalu sebelum bercerita masa sekarang, atau menceritakan masa lalu dan sekarang sebelum bercerita masa depan.
Contoh:                 

Dulu Karang Anyar Palembang dikenal daerah rawa-rawa “tempat jin buang anak”. Tetapi keberadaanya sekarang pantas diperhitungkan, karena PT Poligon Abadi telah memolesnya sedemikian rupa sehingga menjadi Perumahan Bukit Sejahtera, sebagai salah satu kompleks ternama di Palembang kini. Sebelum tahun 2000 direncanakan kompleks Perumahan Bukit Sejahtera akan dikembangkan menjadi kompleks hunian baru yang serba lengkap, mulai sarana pendidikan, pusat perbelanjaan, perkantoran, hingga tersedianya  tempat ibadah.

Teras berita pertanyaan adalah teras yang berusaha menyentuh rasa ingin tahu pembaca.
Contoh:

Mengapa para pengarang besar seperti Leo Tolstoy, Thomas Hardy, dan Graham Greene gagal beroleh Hadiah Nobel kesusastraan? Mengapa Leo Tolstoy dapat dikalahkan oleh Theodor Nomsen, Hardy oleh Paul Heyse, Greene oleh Miguel Angel Austurias?

Teras berita penggoda adalah teras yang bertujuan menarik perhatian pembaca semaksimal mungkin, baik dengan cara menampilkan teka-teki, potongan dialog, dan teka-teki.
Contoh:

Ia memiliki dua ratus kaki, seribu jari kaki, seratus hidung dan beberapa terompet. Kaki-kaki itu merayap mendekati panggung sambil mendengarkan suaranya yang menggema. Apa itu? Makhluk ruang angkasakah? Monster musuh Gaban atau Gosima yang dikenal anak-anak itukah? Pembaca bertanya-tanya, dalam hati, bingung. Ternyata dugaan pembaca meleset… set. Yang benar rupanya cerita tentang sebuah barisan pasukan drumband yang sedang berbaris, mendekat ke panggung kehormatan.
Teras berita kutipan (petikan) adalah teras yang mengemukakan kutipan atau petikan pernyataan orang terkenal, dongeng, puisi sastrawan termasyhur.

Teras berita berseni adalah teras yang berusaha menekankan perhatian pembaca dengan lebih mengutamakan permainan kata, tetapi mengungkapkan pendapat atau koreksi secara terselubung.
Contoh:

Hijaulah sayuran
Putihlah susu
Naik harga makanan
Ke langit biru


Teras berita gabungan adalah teras yang mengkombinasaikan antara satu teras dengan teras yang lain yang telah disebutkan, misalnya teras kutipan digabung dengan teras bertanya.

6. Penutup
Penulisan berita, baik yang akan dimuat di surat kabar, majalah, atau yang akan disiarkan di radio atau di televisi, dapat dilakukan bila berbagai hal yang sudah dikemukakan dapat  dipenuhi. Selain itu, bagi calon penulis berita hendaknya sudah mempunyai  kemampuan dasar-dasar penulisan, seperti penguasaan terhadap gaya penyajian tulisan, seperti: eksposisi, deskripsi, argumentasi, persuasi, dan narasi. Penguasaan terhadap gaya penyajian tulisan itu sangat diperlukan—terutama bila akan menulis berita yang disesuaikan dengan jenis berita, format berita yang ditetapkan oleh lembaga penerbitan tempat kita bekerja. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah perlu ketekunan, kerja keras, dan kerja cerdas, karena kegiatan peliputan dan menulis (termasuk penulis berita)  memerlukan proses panjang, tidak mungkin langsung jadi dengan baik.

 

Daftar Pustaka


Assegaff, Djakfar H.. 1983. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Junaedhie, Kurniawan. 1991. Ensiklopedi Pers Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

LKBN Antara. 1993. Pedoman Pembuatan Berita, Tulisan dan Foto untuk Wartawan LKBN Antara. Jakarta.

Patmono SK. 1990. Teknik Jurnalistik. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Prakoso, Bambang. 1989. “Pedoman Penulisan Lead (Teras)”. Jakarta: Lembaga Jurnalistik Mandiri.

Wibisono, Christian (ed.). 1991. Pengetahuan Dasar Jurnalistik. Jakarta: Media Sejahtera.