Minggu, 05 Mei 2013

Selamat Jalan Ikhtiar Jannati Arini 


      “Pak, bagaimana lanjutan ceritanya, kan tanggung?” Itulah pertanyaan Ikhtiar yang masih terngiang dalam ingatan saya, saat saya lupa melanjutkan cerita tentang bagaimana Uje (Ustad Jefri Al Buchori) sebelum meninggal dunia ternyata banyak membantu orang tanpa diketahui orang lain, ibarat tangan kanan memberi, tangan kiri tidak mengetahui. 


        Cerita tentang Uje ini sebenarnya sekedar motivasi kepada mahasiswa yang telah hadir kuliah tepat waktu di kampus Unsri Indralaya saat saya membuka pelajaran mata kuliah Bahasa Jurnalistik, Selasa, 30 April 2013. Saya katakan, kita perlu melakukan hal-hal yang positif, termasuk disiplin masuk dan keluar, karena hidup ini sangat singkat dan tidak bisa ditebak. Oleh karena itu, isilah kehidupan ini dengan hal-hal yang positif, kita tidak mengetahui kapan kita dipanggil Ilahi. Siapa yang mengira Uje akan dipanggil Allah secepat ini. 

        Saat saya belum tuntas membicarakan feature tentang ke-hidupan Uje, ada petugas fakultas yang masuk kelas menanyakan tentang AC ruangan apakah sudah hidup atau belum—karena agak terganggu pembicaraan terputus, sehingga saya lupa meneruskan cerita tentang Uje, dan langsung menyam-paikan materi yang akan dibicarakan. Rupanya cerita tentang Uje ini sangat berkesan bagi Ikhtiar dan juga beberapa maha-siswa yang lain, hingga Ikhtiar mengingatkan saya untuk me-lanjutkan cerita tentang kehidupan Uje sebelum meninggal. 


 Menjadi Peserta Duta Bahasa 

         Saya mengenal Ikhtiar saat menjadi salah seorang juri Duta Bahasa tahun 2011 di Balai Bahasa Palembang. Saat itu Ikhtiar sebagai salah seorang peserta yang cukup potensial, dan akhirnya menjadi juara dua.  Berkenaan pemilihan Duta Bahasa tahun 2012, saya menanyakan mengapa dia tidak ikut lagi, “Pak, ada ketentuan Balai Bahasa, yang sudah pernah ikut tidak boleh lagi.” 

Cerdas, Santun, dan Banyak Membantu 


         Sebagai dosen saya mengenal Ikhtiar sebatas kegiatan perkuliahan Media Pembelajaran Bahasa (semester ganjil 2012/2013), dan Bahasa Jurnalistik yang saat ini sedang berlangsung, dan saat saya diminta menjadi pemandu seminar nasional Bahasa dan Pembelajaran Bahasa dalam rangka kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2012 di Program Pascasarjana Unsri. Selama mengikuti perkuliahan Ikhtiar sangat cerdas, dan sangat santun. Dengan IPK 3,8 sebagai bukti Ikhtiar cerdas, dan beberapa prestasi lainnya seperti pemenang beberapa lomba penulisan. Walaupun banyak prestasi yang diraihnya, Ikhtiar tetap santun. Beberapa kali saya meminta bantuan Ikhtiar agar menginformasikan kepada mahasiswa lain bila saya tidak bisa masuk mengajar, agar mahasiswa tidak kecewa karena jauh-jauh datang ke Indralaya dosen tidak ada. Bantuanya sangat membantu saya, dan juga mahasiswa yang lain.


    Selamat jalan Ananda, semoga menuju surga Allah SWT. Amin. 

 Kasmansyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar